Jumat, 12 Agustus 2011

END OF JULIA

Sejak kemunculan pertamanya, END OF JULIA, telah menjadi salah satu aksi paling ditunggu dan berpengaruh bagi perkembangan scene screamo/emo-core khususnya di Jogjakarta. Memancangkan tonggak monumental. Bila menengok kembali ke belakang, beberapa tahun lalu, kontroversi dan pelecehan selalu mengikuti genre ini, walaupun worshippers genre ini tidak bisa dibilang sedikit, khususnya para remaja. Namun, meski berbagai pe-label-an menghinggapi genre itu, End of Julia yang diperkuat Ncix (Voc), Isa (Gitar), Rizki (Bas), dan Antok (Drum) tidak pernah mundur dari garis yang sudah ditarik…
Berawal dari sebuah band SMU pada tahun 2001, band ini dulu bernama Natalie Portman dan sempat menjadi band cover The Used dan Thursday. Pada tahun tersebut gelombang musik so-called emo/indie rock memang tengah melanda US sana, The Used baru saja merilis sophomore album Self-Titled nya dan Thursday merilis Full Collapse. “Konsep awal kita ya maenin musik yang paling tidak mirip dengan mereka, karena emang berdirinya band memang ingin memainkan musik-musik seperti mereka, nafas dan konsep musik screamo model The Used, Thursday , Funeral for a Friend, dan Story of the Year itu yang sampai sekarang gak pengen kita hilangin, kita tetep ingin konsisten di jalur ini, meski banyak band udah berpindah menjadi lebih kenceng, tetapi kita juga tetep eksplor perkembangan-perkembangan terbaru yang kita masukin ke musik kita” papar Whiztyo Bayu Nugraha aka Ncix sang vokalis. “Tentu saja dengan racikan ala End of Julia, hehe”. tambahnya.
Setelah 7 tahun menjelajahi gigs lokal dan pensi, hambatan dan kendala klise setiap band pasti selalu ada, salah satunya adalah bongkar pasang pemain. Ncix mengungkapkan bahwa hal tersebut juga menghampiri band-nya. Mesti hal tersebut tidak pernah diinginkan oleh tiap band manapun, namun perbedaan visi dan keinginan atas penghidupan yang layak terkadang menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari. “Kita udah bongkar pasang pemain 3 kali. Dulu sebelum Kubon (bass) menyatakan keluar dan digantikan Rizky, adalah formasi paling solid dari EOJ, paling tidak kita sudah bersama selama 5 tahun. Udah kayak saudara dan keluarga lah”. Kata Ncix. “Tapi kita tetep maju terus dengan formasi kita yang paling baru sekarang”. Bebernya lagi.
Single Melodramatic yang sudah 3 tahun lalu keluar telah menyebar seperti worm disetiap komputer dan Mp3 player fans, sebuah ekskursi sepanjang 4 menit penuh dengan kosmik eksplosif riff memukau dan harmonisasi vokal yang well-defined dikelasnya. Hingga mengundang massa ber-moshing disetiap aksi mereka. Namun kenapa sampai sekarang belum ada follow up untuk mendukung agresi mereka (baca: album)? “Sebenarnya dari awal EOJ tidak pernah mencoba untuk menjadi seserius ini, bertahan 7 tahun, dan akhirnya harus ada tuntutan untuk album. Sebagai sebuah band yang udah cukup lama, kita juga mulai mencoba profesional dengan adanya manajemen, album merupakan sebuah gambaran eksistensi dan karya yang harus kita hasilkan selama 7 tahun kita bermusik, yah tapi ternyata gak semudah yang dikira. Banyak faktor dan kendala, lah. Dari sejak awal 2007 kita sudah men-set bahwa kita akan rilis album pada tahun itu, tapi sampai sekarang terus meleset meskipun saat ini bisa dibilang sudah sekitar 70 % rampung”. Kendala dan faktor yang dimaksud Ncix salah satunya adalah kesibukan personel masing-masing, Ncix masih harus menyelesaikan studi S2-nya, Antok bekerja, sementara Isa dan Rizki sibuk menyelesaikan kuliahnya. Kemudian tuntutan kesempurnaan versi rekaman yang membuat mereka harus berulang kali merekam materi-materinya. “Saat kita rasa sudah puas, ternyata saat diperdengarkan ke orang lain sebagai sampel ternyata masih ada kekurangan, dan hal itu berlangsung terus sampai sekarang, makanya banyak versi lagu EOJ yang udah ada di tangan banyak orang kualitas rekamannya bisa beda-beda”. Untuk itulah mereka berencana me-mixing ulang semua materi album yang sudah di-deadline rilis tahun ini. Selain itu faktor biaya yang membengkak juga menjadi permasalahan klise bagi band yang notabene merilis album mereka sendiri tanpa dinaungi sebuah label (Self-released).
Terlepas dari berbagai faktor tersebut, kiprah End of Julia hingga bertahan sampai detik ini patut diberi standing applause dan dukungan penuh.

Kamis, 14 Juli 2011

ZIGAZ

PROFIL ZIGAZ




Zigaz adalah sebuah awal dan akhir perjalanan dari 5 personilnya. Rama, Azis, Randy, Ebi dan Zian yang sudah menjalani karir dalam musik selama hidup. Zigaz telah mengikat mereka dalam sebuah batasan pertemanan dan juga musik. Nama Zigaz sendiri diawali dan diakhiri dengan huruf akhir dari alfabet Z, mengisyaratkan bahwa ini memang perjalanan akhir mereka dalam dunia musik, inilah naungan mereka dalam berkarya seni. Sedangkan, kata Iga sendiri mewakili sebuah simbol penting dalam sebuah tubuh manusia, sebagai unsur penting dalam kerangka yang mendasari tulang manusia.

Dengan makna tersebut, kelima anak muda tersebut berharap agar Zigaz menjadi naungan mereka berkarya yang bisa diperhitungkan oleh khalayak. Kelima personil Zigaz mulai mengikrarkan nama ini pada tanggal 19 Juni 2006. Meskipun terbilang masih cukup muda usia band ini, tapi pengalaman masing-masing personil yang tidak bisa diremehkan membuat Zigaz terasa matang dalam pengolahan sound, lirik, aransemen dan juga skill.

Walaupun mengambil referensi dari musik pop rock tahun ‘80 dan ‘90-an akhir, Zigaz tetap bisa mengadaptasikan musiknya dengan selera pasar yang termutakhir. Mereka mengaku sangat terinspirasi oleh Collective Soul, Audioslave, Aerosmith, The Police, Queen dan juga Arkarna. Dari Infuence tadi, Randy sang gitaris yang paling banyak melahirkan lirik-lirik berbahaya, sehingga bahasa Indonesia pun sangat menyatu dengan melodi-melodi yang Zigaz ciptakan. Azis yang juga gitaris utama Zigaz tidak kalah menyumbangkan harmoni-harmoni gitar yang terasa kasar tetapi berkarakter. Sementara dari barisan nada bass, Eby berperan melahirkan lagu seperti, … .

Pemilihan rangkaian nada-nada rendahnya berhasil membuat lagu-lagu Zigaz bercirikan musik rock dan juga catchy seperti musik pop. Rama yang menjaga beat dalam band ini tidak bisa diremehkan. Walaupun secara fisik ia terlihat lebih babyface dibandingkan yang lain, tapi siapapun yang melihat akan merasa tertipu saat melihat Rama memainkan set drumnya. Dan yang paling memberikan warna dari Zigaz adalah Zian, sang vokalis. Karakter suara yang dihasilkan oleh pita suaranya bisa disejajarkan dengan vokalis-vokalis band papan atas yang sudah merajai blantika musik Indonesia.

‘Sahabat Jadi Cinta’ terpilih sebagai single pertama dari album pertama mereka berjudul ‘ZIGAZ’. Single ini pun terpilih setelah pertumpahan peluh dan darah yang sangat panjang. Terpilihnya single ini karena diharapkan bisa mewakili nafas Zigaz yang penuh semangat.Selain itu ada lagi lagu - lagu zigaz lainnya seperti,penakluk takluk,hidupmu hidupku,TAR.

Zigaz berharap tidak hanya bisa eksis dialbum ini saja, namun juga bisa bertahan dan memberikan bagian dalam evolusi musik Indonesia.

Kamis, 07 Juli 2011

LAST CHILD

ASAL MULA BERDIRI LAST CHILD
Impian umumnya anak muda biasanya berbunyi seperti ini, ”Gue pengen jadi musisi terkenal dan sukses.” Impian yang sah-sah saja sebetulnya, asal didukung dengan niat dan usaha yang besar. Begitu juga dengan tiga anak muda Jakarta: Ary ‘Ceper’, ‘Gon’ Virgoun dan ‘PanX’ Dhimaz, yang pada 16 Januari 2006 memutuskan untuk mewujudkan impian tersebut dengan membentuk sebuah band. Band yang awalnya didirikan untuk mengikuti audisi pengisi acara pentas seni salah satu SMA di Jakarta ini diberi nama “Last Child” – dikarenakan ketiga personilnya merupakan anak terkecil di keluarga masing-masing. Dengan modal sebuah lagu dan satu kali latihan, Last Child nekat mengikuti audisi tersebut. Sayangnya kenekatan tersebut belum berbuah manis, mereka dinyatakan tidak lulus audisi.

Uniknya, kegagalan ini malah menjadi pendorong semangat mereka bertiga untuk lebih serius menekuni profesi pemusik. Virgoun (gitar & vokal), Dhimaz (bas & vokal) dan Ceper (drum) mulai membuat konsep untuk materi lagu-lagu Last Child berdasarkan selera musik mereka masing-masing yang banyak terpengaruh oleh genre emo, punk, pop dan post-punk. Bermodalkan konsep bermusik yang lebih terarah, Last Child mulai mematangkan diri dari satu panggung musik ke panggung musik lainnya. Tak terasa, nama mereka mulai terdengar akrab di kalangan anak muda dan jumlah penggemar mereka lama kelamaan bertumbuh semakin besar. Sampai pada puncaknya, saat manggung di acara ultah salah satu distro di bilangan Jakarta Timur, mereka bertiga terhenyak dengan sambutan penonton yang sudah begitu mengenal mereka, sampai-sampai hafal dengan lirik lagu-lagu Last Child. Sambutan yang membanggakan ini akhirnya menjadi motivasi utama untuk merilis debut album Last Child. Album perdana bertitel sama dengan nama band yang rencananya akan diluncurkan pertengahan bulan Agustus 2008 ini berisi semua hits yang sering mereka bawakan selama mereka manggung. Selain pengaruh musik punk, pop dan post punk dan emo yang kental, album ini juga banyak memasukkan unsur harmonik dari synthesizer. Seorang additional dipercaya untuk mengisi posisi ini.
Di tahum 2009, kami sepakat untuk merekrut seorang gitaris yang bernama "Yodie" untuk menggantikan posisi pemain synthesizer.Dan seterusnya kami akan ber-empat.
Empat tahun adalah waktu yang relatif singkat bagi sebuah band untuk merintis karir. Namun dalam rentang waktu tersebut, Last Child telah melalui perjalanan yang cukup berwarna. Panggung musik demi panggung musik yang mereka ikuti memberikan begitu banyak pengalaman berharga. Kesuksesan, diiringi beberapa kegagalan, menjadi motivator yang ampuh. Konsep bermusik yang unik, kekompakan para personil serta dukungan penggemar yang terorganisir – sampai-sampai para fans ini punya julukan tersendiri: “Lastfriends” – menjadi modal utama bagi Last Child untuk menapakkan kaki mereka di industri musik, dengan harapan apa yang mereka tawarkan dapat diterima dengan baik oleh para penggemar musik di Indonesia atau bahkan dunia internasional.

BIODATA PERSONIL LAST CHILD

Nama: Gon (Virgoun)
T.T.L: Bekasi, 26 September 1986Alamat: Jl. Kayu Manis 1 Lama
Influence: Blink 182, Motion City Soundtrack, We The Kings, Seconhand Serenade, Hellogoodbye, Paramore, New Years Day, Nufan
Hobi: musik, gitar, tidur, begadang, makanWarna: hitam, cyan, kuning, merah maroon, dark brown
Film favorit: fiksiBuku favorit: sastraCita-cita: jadi produser musik/punya label besar, jadi orang kaya, masuk surga, punya istri cantik, ngebahagiain orang tua n’ orang2 yang sayang sma gw, amiinn…

Nama: Ary ‘Ceper’
T.T.L: Jakarta, 3 Juni 1987
Alamat: Jl. Kebon Kelapa
Influence: Blink 182, Box Car Racer, Angels & Airwaves, Motion City Soundtrack, Secondhand Serenade, Green Day, Iron Maiden, Rancid, Gorillaz, The Long Beach Dub Allstars, Less Than Jake, all beat and kick.
Hobi: tidur, main bola, main musik, drink beer ‘n ice
Warna: hijau, kuning, hitamFilm favorit: Warkop DKI, Bad Boys
Buku favorit: semua yang membuat pintar
Cita-cita: membangun Last Child bersama


Nama: Yodie
T.T.L: Jakarta, 8 Agustus 1985
Alamat: Jl. Gading raya Rawamangun Jak-Tim
Influence: rufio, slick shoes, greenroom, secondhell.comite of sunnday, RAFT, Hiper sensitive, kuro, myname is, speak up, quick and easy.

Nama: PanX (Dhimaz)
T.T.L: Jakrta, 13 Juli 1988
Alamat: Jl. Kebon Kelapa Raya
Influence: Blink 182, Box car racer, Angels & airwaves, Motion City Soundtrack, Rocket Rockers, Fall Out Boy
Hoby: Playing football, tidur screamin, shoutin